MARI BERLATIH MENULIS PUISI
bersama
Heru Marwata
Sastra Indonesia
FIB UGM YOGYAKARTA
bekerja sama dengan
MGMP Bahasa Indonesia Purworejo
SMA N 10 Purworejo
Jawa Tengah
25 Oktober 2016
Mari Menggali
Inspirasi dari dalam Diri
Sebenarnya,
kalau bisa dibangkitkan dan diolah, inspirasi itu menumpuk dalam diri kita.
Berikut ini beberapa contoh sederhana ketika saya terinspirasi oleh sesuatu dan
kemudian mencoba mengolah serta mengekspresikannya dalam tulisan yang juga
sederhana.
Sebelum tersesat dan menyesatkan diri, harus saya
sampaikan sejak awal bahwa saya buka penyair atau (apalagi) sastrawan. Saya
hanya penggemar kata-kata. Pada kesempatan ini saya tidak ingin dan tidak akan
“mengajari” peserta pengabdian untuk menulis puisi, tetapi sangat ingin
mengajak peserta untuk bersama-sama belajar menulis puisi. Puisi (atau lebih
tepatnya puisi-puisian) saya juga bukan contoh puisi yang baik, hanya salah
satu rekaman yang saya buat ketika saya melihat atau mengamati sesuatu, ketika
saya ingin menyampaikan sesuatu, ketika saya tertarik pada sesuatu, ketika saya
menemukan suatu tantangan, ketika saya ingin menulis “sok” puitis (padahal
tidak).
Catatan Awal
MENCIPTA DUNIA MULIA MELALUI DUNIA KATA
Kata merupakan
unsur bahasa yang sangat penting. Kata merupakan sarana untuk menyatakan semua
konsep, ide, dan atau gagasan. Dengan kata-kata kita berpikir, menyatakan
perasaan, menyampaikan informasi, dan mengemukakan gagasan. Kata-kata dapat
menjadi sarana menjalin persahabatan, mengadakan perjanjian, mencapai kerja
sama, dan lain-lainnya, tetapi kata-kata juga dapat menjadi pemicu kerusuhan,
peperangan, dan kejadian-kejadian buruk lainnya. Pernahkah Anda
bayangkan betapa sulitnya orang berkomunikasi seandainya tidak ada kata-kata?
Apa yang Anda lakukan untuk menyatakan isi hati Anda seandainya tidak ada kata
CINTA, KASIH, atau SAYANG? Bisakah Anda hidup dalam dunia tanpa kata?
Kata dan
kata-kata bisa dikatakan dengan kata-kata. Kata yang BENAR dapat menyebabkan
KEBENARAN demikian BENAR dan BENAR-BENAR dapat DIBENARKAN menurut ukuran
KEBENARAN yang mana pun. Namun, kata yang SALAH dapat menyebabkan KESALAHAN,
perilaku SALAH, tindakan SALAH, dan bahkan silang sengketa berkepanjangan.
Benar dan salah juga bisa dikata-katakan.
Kata begitu
berguna. Kata begitu berjasa dalam kehidupan kita. Oleh karena itu, manfaatkan
kata-kata secara maksimal sehingga Anda mendapatkan faedah darinya. Akan
tetapi, berhati-hati pulalah mempergunakannya karena kata memiliki kekuatan
yang kadang-kadang tidak kita duga atau kita bayangkan.
Seorang pemuda
menabrak kereta api yang dikiranya tumpukan jerami hanya karena baru saja
mendengarkan sebuah kata dari pujaan hatinya. Kata yang baru saja didengarnya
adalah PUTUS. Seorang mahasiswa semester 5 tiba-tiba saja mengambil uang cukup
banyak lewat ATM dan mentraktir teman sepondokannya hanya karena baru saja
menerima SMS yang berisi satu kata saja. Kata itu berbunyi YA, sebagai jawaban
atas pertanyaan ”Maukah kau jadian denganku?” yang diajukannya kepada
teman seangkatannya. Itulah kata. Kadang-kadang penuh makna. Kadang-kadang
penuh misteri. Kadang-kadang demikian gamblang, tetapi kadang-kadang demikian
remang. Sungguh, dunia kata adalah dunia yang kadang-kadang penuh tanda tanya.
Yang jelas, kata-kata kadangkala demikian dahsyat pengaruhnya.
Satu kata yang
berbunyi SERANG, misalnya, dapat menyebabkan puluhan, ratusan, bahkan ribuan
nyawa melayang. Satu kata yang berbunyi BAKAR, misalnya, bisa menyebabkan
orang, rumah, pertokoan, bahkan kawasan yang cukup luas berkobar-kobar dan
berubah menjadi bara dan abu. Siapa yang tidak takut dicap melakukan tindakan
SUBVERSIF pada rentang waktu antara tahun 70-an hingga 90-an? Namun, konon,
sebuah orde yang pernah berjaya di negeri ini juga tumbang hanya karena banyak
orang meneriakkan kata REFORMASI di jalan-jalan. Kata MONARKI pernah
menjadi bahan diskusi hangat setelah diucapkan SBY (saat itu masih menjadi
Presiden RI) dalam konteks Keraton Yogya dan menimbulkan masalah baru. Demikianlah, kata (kata-kata) begitu hebatnya.
Banyak hal positif bisa dibangkitkan dengan kata-kata. Sebaliknya, banyak pula
hal negatif bisa dimunculkan lewat kata-kata. Terlepas dari kemungkinan
penggunaan yang salah, orang yang menguasai kata akan mampu menyampaikan
informasi secara lebih baik, mampu mengomunikasikan gagasan secara lebih tepat,
dan mampu mengolah serta mendayagunakan kata-kata sedemikian rupa sehingga
kata-kata itu seolah selalu "membantu" dan "berpihak"
kepadanya. Kata adalah pencipta suasana. Kata (kata-kata) bisa menyebabkan
orang menangis, marah, bahagia, bahkan bunuh diri. Mengapa tidak kita pakai
kata untuk kebaikan?
Jadi, mari kita mencoba masuk ke dunia kata, kita kenali wilayahnya,
kita jelajahi arti dan maknanya, kita kuasai seluk beluknya, dan kemudian kita
berdayakan segala potensi yang ada agar lebih bermanfaat dalam usaha mulia
MENCIPTA DUNIA YANG LEBIH BERMARTABAT. Setuju?
Mari kita galang semangat untuk
bersama-sama membaca mantra sakti agar kata-kata tidak pernah mati atau
pergi meninggalkan
kita. Khusus hari ini mari kita mencoba memanfaatkan kata-kata yang kita miliki
untuk menulis puisi.
BEBERAPA CONTOH
SEMUA
KISAH ADALAH LAGU
STATUS DI FB TANGGAL 6 Desember 2012: Akhirnya ....
Semua kisah adlh lagu.
Merdu tidaknya tergantung pd cara menyanyikannya.
Semua momen adlh melodi.
Manis tidaknya tgt pd cara mengartikulasikannya.
Semua peristiwa adlh mozaik seni.
Artistik tidaknya tgt pd cara memadukannya.
Semua rasa adalah bumbu.
Menggigit tidaknya, maknyus tidaknya, tgt pd cara mengolah dan menyajikannya.
Cara sangat menentukan hasil.
Semoga kita sll menggunakan cara yg baik & benar.
Aamiin.
(HM, Yk, 6 Des. 2012)
MENGHADIRKANMU DALAM MIMPIKU
“Adakah
mimpi yang belum kau wujudkan?”
tanya
malam suatu siang
Aku
berhenti berpikir
karena
pikir kadang jauh dari mimpi
“Kenapa
kau diam?”
kembali
malam bertanya
Saat
itu sudah menjelang sore
Kembali
pula aku behenti merenung
karena
renung kadang jauh dari mimpi
“Apakah
kau ingin mewujudkannya bersamaku?”
malam
kembali bertanya
Kali
ini nadanya demikian tegas
Saat
itu memang tepat untuk menuju peraduan
Aku
berhenti berharap
karena
harap kadang juga jauh dari mimpi
“Baiklah,
aku akan menemanimu malam ini”,
kata
malam memecah keraguanku
Aku
berhenti melangkah,
menengadah
ke langit,
memanjat
doa,
dan
melanjutkan perjalanan
Entahlah
ke
mana ruh membawa diri
Ketika
pagi menjelang,
aku
terbangun
dalam
tiga usapan mata
Kudapati
salah satu mimpiku
menjadi
nyata
Apakah
itu?
MENGHADIRKANMU
DALAM MIMPIKU
(HM,
Gz, 14/10/10)
AKU BERIKAN NAMA PADANYA
AKU BERIKAN
NAMA PADANYA
Aku berikan nama padanya: nafsu
Aku sertakan beberapa alat penciptaan
Juga sarana untuk melanjutkan kehidupan
Agar regenerasi berjalan utuh dan sempurna
Lalu aku tiupkan ruh untuk melengkapi jasadnya
Agar ia mampu mandiri memikul beban perburuan
Aku berikan nama padanya: hasrat
Aku sertakan juga rem dan lencana kaca
Agar ia bisa berhenti dan juga melihat dirinya
Barangkali itu akan menyelamatkan tempuhannya
Menembusi gemuruh ombak dari segenap samudera
Atau mengayuh nafsu dari tengah dalam ke arah tepian
Aku berikan nama padanya: keinginan
Aku sertakan beberapa nafsu dan juga hasrat
Untuk menemaninya melenggang di jalur perpacuan
Menemukan diri, teman, kekasih, dan gadis, atau
perawan
Agar bisa selalu bercengkerama, bercumbu, dan
bersanggama
Lalu bersama menukikkan sayap dengan ujung paruh yang
terasah
Aku berikan nama padanya: cinta
Aku sertakan di mukanya berlembar pesona
Agar ia menemukan nafsu, hasrat, dan keinginan
Untuk memadukan sukma dan menciptakan dunia baru
Dalam lingkup peraduan, ranjang, serta hamparan
pemujaan
Kemudian bersatu memanjatkan doa memohon tumbuh tunas
hijau
Aku berikan nama padanya: kamu, ya kamu
Agar menemukan diriku sebagai pasangan: bagimu
Dengan nafsu kita berlomba mengekang hasrat,
atau membiarkannya
Dengan hasrat kita berlomba mengekang keinginan,
atau menggelorakannya
Dengan keinginan kita berlomba mengekang
cinta, atau memanasbakarbarakannya
Dengan kamu selalu menjadi istimewa
karena ada nafsu, hasrat, keinginan, dan cintamu
(Gz, 24/12/10)
Catatan: Sedang ingin berkata-kata tanpa makna untuk
menyempurnakan PERBURUAN PAGI ini.
Aku sedang menyetubuhi pagi bersamamu,
menikmati erangan rona yang terpancar dari bibirmu,
mendengarkan jerit kerinduan yang paling rumit,
mengelopakkan asmara di dadamu,
mengembarakan layar imajinasi menjelajahi tubuhmu,
mereguk cinta panas surya yang kau tebar
lewat desah napas dan denyut pemijat surgamu,
menggeleparkan bara janji untuk saling mencumbu,
mengibarkan panji kutang kekasih,
memasuki alam bawah kawahnya,
merengkuh segala puja,
mencipta lenguh peradaban sempurna,
memacu ujung hasrat runcing menembus kulit dan daging,
mengisap semesta jagat raya yang kau sajikan
di antara kedua pualammu,
dan melesakkan semua lewat pandang mata
berkelanjutan ke sentuhan,
jamahan,
dan persanggamaan:
bersamamu memang tiada 2,
dan kita salah 1 atau satu-satunya.
Selalu begitu, kekasihku, bayang paling ranum di kebun
buah khayalku. Teruskah? Aku mengharapnya, dan imaji kita akan selalu sama atau
bertemu di setiap sudut keinginan yang kita bangun sepanjang perjalanan.
(Gz, 24/12/10)
AKU
INGIN MENGEMBARA LAGI
Aku
ingin mengembara lagi
Menyusuri
gua-gua gelap dan rawa-rawa perawan
Melabuhkan
setiap hasrat
Menderaikan
rindu-rindu tak terlerai
Mengibarkan
panji-panji cinta di antara pucuk-pucuk cemara
Menyematkan
embun kasih di dahan-dahan melodi
Aku
ingin mengembara lagi
Menjejaki
alur-alir yang lama kutinggalkan
Menikmati
sensasi penemuan dan pertemuan
Menghirup
harap dalam kilau cahaya hati
Merapatkan
diri dalam setiap dekapan alam
Menceburlabuhkan
setiap luka dalam telaga warna senja
Aku
ingin mengembara lagi
Merunuti
terjalnya tebing kehidupan
Menangkap
esensi pesan semesta
Menandai
setiap keberadaan di bebatuan
Mengguratkan
sisa-sisa kisah di dedaunan
Merayakan
kecipak degup dada yang menggema
Saling
melekatkan jiwa pada jagat raya
Bersama-sama
memuja udara yang meniupkan kebebasan
Aku
ingin mengembara lagi
Merantai
ruh-ruh penjelmaan
Menadirkan
pencarian semu
Melipatgandakan
kerosak jalur nadi
Mengombakalunkan
liuk-liuk aliran darah
Memanaskan
titik-titik api di setiap sendi
Meneriakkan
nama kesayangan di sudut-sudut perhentian
Menyibakkan
perdu di deret jalur perburuan
Aku
ingin mengembara lagi
Sebebas
awan menebar angkasa
Sebebas
burung memilih bunga, buah, dan
pasangan
Aku
ingin mengembara lagi
Aku
ingin mengembara lagi
(HM—Heru Marwata, Yogyakarta, 20
Juli 2011)
JIKA MATA
Jika mata tak ingin melihat,
biarkan ia terpejam,
siapa tahu dalam pejamnya
justru ia mampu membaca lebih banyak daripada yang
dilihatnya.
Jika hati tak ingin merasa,
biarkan ia berdiam diri,
siapa tahu dalam heningnya
justru dia menemuretaskan perasaan semesta.
Jika jiwa tak ingin mencerna,
istirahatkan dia,
siapa tahu justru dalam diamnya
ia menembus batas rentang & gelora masa yang
tiada terhingga.
Apa pun pasti ada hikmahnya.
Jadi, nikmati & syukuri semua agar mata,
hati, & jiwa kita menjadi tenteram.
(Gz, 13/10/10)
AKU
BERTANYA
Aku
bertanya
Mengapa
cemara lebih puitis
Daripada
pohon mahoni
Mengapa
gubuk lebih romantis
Daripada
rumah gedongan
Aku
bertanya
Mengapa
jendela lebih menyastra
Daripada
lubang ventilasi
Mengapa
tirai lebih bermakna
Daripada
perabotan dapur
Aku
bertanya
Mengapa
gadis dan janda
Bersaing
melankolis
Dengan
perjaka dan duda
Atau
dengan remaja dan dewasa
Aku
bertanya
Mengapa
pantai, laut, ombak, dan telaga
Atau
air, sungai, teluk, dan samudera
Bisa
sama manisnya
Di
tangan sang pujangga
Aku
bertanya
Mengapa
hidung tak sering hadir
Seperti
mata dan telinga
Mengapa
perut dan tumit
Tak
semesra jemari dan dada
Aku
bertanya
Mengapa
hati semerdu jiwa
Mengapa
jantung senada raga
Mengapa
bisu seirama kelu
Mengapa
duka sesajak luka
Aku
bertanya
Mengapa
Bima tak seperkasa Arjuna
Di
medan laga asmara
Mengapa
Durna tidak dipuja
Di
mata pejuang Kurusetra
Aku
bertanya
Mengapa
aku
Bukan
dia
Atau
mereka
Aku
bertanya
Mengapa
Aku
jawab sendiri
Karena
(Gz,
15/10/10)
PERSEMBAHAN (dalam skripsiku)
Kepada pohon bambu yang selalu beranak cucu
walaupun setiap kali harus ditebang. Pohon
kelapa yang mau ditebas tumbang untuk
membuat tangga, memanjat harap,
mencapai gelar sarjana. Kepada
sawah dan ladang yang
merelakan hasil
buminya
untuk
mendukung
seorang anak
desa menggapai angan
ke perguruan tinggi terkemuka
di negeri ini. Kepada ayah
dan bunda
yang entah sengaja atau tidak telah menjadi
perantara keberadaanku di muka bumi ini. Kepada
kakek dan nenek tercinta. Kepada paman, bibi,
kakak, adik dan saudara yg banyak
memberikan bantuan dan
menyemangati hidup
serta kehidupanku.
Kepada seseorang yg
kehadirannya didunia begitu
berarti dan mempunyai tempat
tersendiri dlm relung jiwa terdalam
dialah yg sulit aku kemukan maknakehadirannya
meskipun dgn sejuta kata. Dialah
yg plg mudah aku
rasakan gejolaknya meskipun jauh ditempat yg tak terhingga.
dialah yg banyak memberikan rung bagi timbulnyaide dan inspirasi
untk penyelesaian tugas ini. dialah
yg plg banyak mempunyai
porsi dalam relung dan sela kata2 yg aku ucapkan kalimat
yg aku tuliskan, lagu
yg aku nyanyikan, dan masa depan
gemilang yg begitu aku dambakan. dia memberi arti
pada setiap kata, memberi
makna pada setiap
kalimat yg terucap, dan
membuat semangat
bergelora dalam dada, berdebur dalam
sukma, terpatri dalam hati, dialah ....
(adakah yang kau rasakan?)
tiga dialog
TIGA DIALOG
1
Rainbow
adikku yang jelita
melintangkan warna
antara garis hujan
dan tikungan awan
memukau kakaknya
yang sedang kasmaran
Horison
adikku yang rupawan
membentangkan lengkung langit
antara lurus bumi
dan batas pandang mata
membuat terpana
kakaknya
yang sedang jatuh cinta
Pagi
adikku yang ceria
menghadirkan lembayung
antara embun kabut
dan pagutan malam
memaksaku bangkit
dari ranjang biru
Aku
diri sendiri
melukis pelangi
merekah cakrawala
menyipit mata
mendeburdebar jiwa
terpakupatri
bayangmu
sepi-semu
(Gz, 7/12/10)
2
Wanita bercadar ungu
Aku mengagumimu
Dari ujung
Rambut--kaki
Mengharapmu
Bak punguk
Dan mentari
Merindumu
Bak penyair
Dan puisi
Tenggelam
Di rindang cadarmu
Teduh ungumu
Bak celup canting
Dan larut malam
Aduhai
Wanita bercadar ungu
Aku menantimu
Di setiap ujung deret
Hingga perhentian terakhir
(Gz, 7/12/10)
3
Sesosok raga bertanya kepada
seorang ruh
“Kenapa kau memilihku?”
“Karena kau menjagaku,” jawabnya
“Jika tidak?” tanyanya lagi
“Aku akan pergi,” jawab ruh
sambil melayang
Aku mencubit lenganku
Sakit terasa
“Dia masih ada,” bisikku, pelan
(Gz, 7/12/10)
Heru Marwata
Penjempol:
Herlinatiens, Dian Ary, Adib S.: Terima kasih, ya.
Herlinatiens, Dian Ary, Adib S.: Terima kasih, ya.
Herlinatiens Full saya
pengcomment juga, pak Heruuuuuuuuuuuuuuu
Heru Marwata Helen:
Ciut-ciut cit-cit cuit ...
Ya begitulah. Sayangnya kata tak selalu hadir dalam pikir. Kadang hilang bagai tersihir, dan penyair ... tak bisa menemukannya. Sayang memang, kata-kata itu kadang hanya ditemu oleh penggemar sepertiku, yang suka melap...Lihat Selengkapnya
Ya begitulah. Sayangnya kata tak selalu hadir dalam pikir. Kadang hilang bagai tersihir, dan penyair ... tak bisa menemukannya. Sayang memang, kata-kata itu kadang hanya ditemu oleh penggemar sepertiku, yang suka melap...Lihat Selengkapnya
Heru Marwata Dian:
Biar "kata-kata"nya tidak stres ya? Kasihan kalau setiap hari mereka
harus menyangga dunia ide yang kadang luar biasa beratnya.
Heru Marwata Helen:
Hahahaha, ya, sudah aku catat lho, penulis, pelontar, pengomen, peramu,
perangkai, dan pe pe lainnya hehehe. Trims ya.
Herlinatiens Full ha ha
ha....pengcomment saja, pak Heru...
saya yang berterimakasih banyak, diijinkan belajar di sini...
sudah pagi...tapi libur hari ini...mungkin enak kalau jalan ke pasar cari jenang sumsum kesukaan saya ini
saya yang berterimakasih banyak, diijinkan belajar di sini...
sudah pagi...tapi libur hari ini...mungkin enak kalau jalan ke pasar cari jenang sumsum kesukaan saya ini
Heru Marwata Helen:
Wah ... enak ya libur di situ, tak kenal libur di sini, kerja kerja kerja libur
tetap kerja haahaa. Jenang sumsum, wauw, bikin badan yang keju kemeng pun kembali
bugar sesegar petikan gitar bermawar. Sip. Salam untuk penjualnya ya, Mbak.
Ari Kinoysan Wulandari keren,
pak. selamat bekerja d hr libur indonesia...
Heart Pujiati ungu..
kek warna lutut saya, ditegur biar berlutut paling ya saya wkwkwkw
Heru Marwata
Kinoysan: Iya Nda, ini barusan pulang meng(h)ajar kelas pagi. Perlu tidur
sebentar untuk menjemput kelas siang. Trims, Nda. Bagaimana meditasi mancingmu?
Sudah banyak ide termakan umpan, Nda?
Heru Marwata Mesra:
Ya, berlututlah di depanku Mesra, dengan mesra, atau biarkan aku berlutut
di depanmu, dengan kemesraan yang sama wkkkkkkkkk
Heru Marwata DPD:
Trims, telah mampir, Nda.
Yatik: Trims Mbak, berkenan bertandang.
Yatik: Trims Mbak, berkenan bertandang.
Annie Izzatulkaromah Sp hah
hahhahhaaa smua lucuuuuuuu....ternyata coment terakhir mlh asyik,maaf mas heru
sdg mumet listrik rusak"dibisiki -*
Adista Nur Primantari
Aduhaii,,,,
saya juga jadi ikut terpesona, Pak,,
romantis banget, deh,,
^^
saya juga jadi ikut terpesona, Pak,,
romantis banget, deh,,
^^
Annie Izzatulkaromah Sp
dibisiki tukang listrik mau diganti lcd yg 950(artinya nyuri daya saben hari)
.malah bingung aku .pengen mau tp takut!"
Heru Marwata Aniie:
Hahaha, iya Mbak. Habis Mesra juga lucu sih.
Jangan terima bisikan itu Mbakyu, nggak halal, bikin nggak tenang menjalani hidup. Tenin wis.
Jangan terima bisikan itu Mbakyu, nggak halal, bikin nggak tenang menjalani hidup. Tenin wis.
Heru Marwata Adist:
Roman In-Garden kaleee Dis atau Roman Jakobson hehehe
tiga dialog..mengajakku
menulis.entah apa yang penting nulis..yang penting dialog..
dan ia pelangi , disana diujung mata
..lengkung penuh warna..
diantara gumpal awan putih tak bertepi..
yang bagai busa buih luas bersih...
jauh relung tak berujung
dan ia pelangi anggun membelah cakrawala..
pasti bidadari bersayap sedang bercanda..
cerita tentang pangeran pencuri hati..
yang pernah mereka temui di bumi...
ah siapa gerangan ..pahlawan pujaan..
mengisi hati bidadari yang kasmaran...
dan derai denyar tawanya..cerah memerah langit
dan derai duka sedih rindunya rintik membasah bumi...
dan indah cerita cintanya lembut menina bobokkan gadis gadis kecil..
dan jelita cantik budinya melambungkan impian perjaka muda...
dan ia pelangi, di sana di ujung mata
menerbangkan hayalku , terbang diantara 7 warna..
( lebur ..bersama mereka haha )
dan ia pelangi , disana diujung mata
..lengkung penuh warna..
diantara gumpal awan putih tak bertepi..
yang bagai busa buih luas bersih...
jauh relung tak berujung
dan ia pelangi anggun membelah cakrawala..
pasti bidadari bersayap sedang bercanda..
cerita tentang pangeran pencuri hati..
yang pernah mereka temui di bumi...
ah siapa gerangan ..pahlawan pujaan..
mengisi hati bidadari yang kasmaran...
dan derai denyar tawanya..cerah memerah langit
dan derai duka sedih rindunya rintik membasah bumi...
dan indah cerita cintanya lembut menina bobokkan gadis gadis kecil..
dan jelita cantik budinya melambungkan impian perjaka muda...
dan ia pelangi, di sana di ujung mata
menerbangkan hayalku , terbang diantara 7 warna..
( lebur ..bersama mereka haha )
SERIAL ES UTARA
es
utara
es utara
membakarku
es utara membakarku
bara api abadi di relung jiwa
tak mampu lagi membekukannya
berkaos-baju-jaket tebal masih terasa
panas kutub menusuk hingga ke belulang
menyisakan doa ngilu dan kabut hati nan
lara
menjeritkan dosa tanpa tepian untuk
bertaruh
mengernyitkan kalbu tanpa ujung
bertumpu
basuh biru dalam pilu pualam nan dalam
mencekat rongga dan baris kata-kata
membakar dan terus membakar
dalam nyala dalam geletar
dalam kobar yang dalam
es utara membakarku
hingga ke inti linu
tanpa balas doa
tanpa sapa
membakar
bakar
saja
(Gz, 12-1=11)
KEMERDEKAAN ADALAH
Jika
kemerdekaan adalah
Ketidakberdayaan
hati pejabat
Penderitaan
pasti akan mendera segenap hati jiwa dan raga
rakyat
Seantero
persadaku
Jika
kemerdekaan adalah
Kebanggaan
atas pendapatan pejabat
Luka
lara dan jerit siksa massa kan menghias lorong penglihatan
Sepanjang
jalan negeriku
Jika
kemerdekaan adalah
Kebanggaan
karena mendapatkan sesuatu
Sebab
akibat bukanlah janji yang tak tentu
Jika
kemerdekaan adalah
Kebanggaan
karena teman dan saudaranya mendapatkan sesuatu
Mungkin
rantai jarak dan waktu akan bercumbu
Jika
kemerdekaan adalah
Memudahkan
hal-hal yang sulit
Mungkin
rentet sukma kan saling berkait
Mungkin
empati simpati kan saling bergamit
Mungkin
...
Mungkin
juga tidak
Jika
kemerdekaan adalah
Memuja
diri dan institusi untuk menjunjung eksistensi
Dengan
"tut wuri HANJEGALI" teman sendiri
Pasti
itu
Kemerdekaan
yang menjerumuskan
Jika
kemerdekaan adalah
Menganggap
diri
Sendiri
Atau
bersama-sama
Telah
bekerja karena membuat sahabatnya menderita
"Kemerdekaan
macam apa lagi yang akan kau perjuangkan?"
Jika
kemerdekaan adalah
Dada
laut hati samudera pikir bening telaga
Jauh
kan jadi dekat, dekat kan jadi lekat
Peradaban
pasti terjaga
Suara
sumbang akan sirna
Lagu
fals akan hilang
"Inikah
kemerdekaan itu?"
Jika
kemerdekaan adalah
Mengikis
syak wasangka
Menganulir
praduga
Mengeliminasi
ketakutan semu
Menyingkirkan
iri dan kedengkian
Menggilas
ragu dan kemasygulan
"Masih
adakah yang perlu diperjuangkan?"
Jika
kemerdekaan adalah
Kebebasan
mengumbar fitnah
Keliaran
merusak fitrah
Kebusukan
menyebar latah
Keangkuhan
menebar resah
"Terlalu
banyak yang masih harus diperjuangkan!"
Jika
kemerdekaan adalah
Sesuatu
yang belum kurasakan
Bagaimana
dengan kamu?
Kamu
...?
Kamu
...?
Dan
kamu ...?
Jika
kemerdekaan adalah
Sesuatu
yang harus kita perjuangkan
Mari
bergandeng tangan
Mengeratkan
simpul siku dan bahu
Merapatkan
harap dan rona cita
Menggerakgeliatkan
rasa bersama
Dan
kita raih: dalam kebersamaan
Jika
kemerdekaan adalah
Kita
penentunya
Catatan
kecil He Lu (Heru Marwata) di Guangzhou, 19 Juli 2010
PERSABAHATAN
HISTORIS INDONESIA—CHINA
Heru Marwata
Dosen Tamu dari Universitas
Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia
untuk Guangdong University of
Foreign Studies, Guangzhou, China
(Dibacakan pada “Malam Apresiasi
Seni dan Budaya: Pesona Indonesia”
China Hotel, 26 September 2010)
I Tsing
Sang bhiksu
Dinasti Tang
Pada abad VII
Mengunjungi Sri
Wijaya di bumi Swarnadwipa
Sederet kisah
pun ditulisnya
Indonesia dan
Tiongkok mulai saling bicara
Di kancah
pesahabatan dunia
Hui Ning
Sang peziarah
daratan China
Pada masa yang
hampir sama
Menerjemahkan
kitab agama Buddha
Dengan bantuan
pakar dari Jawadwipa
Sang legenda
Jnanabhadra
Ahli Tiongkok
dan pakar Indonesia
Mulai saling
bekerja sama
Memajukan
peradaban dunia
Cheng Ho
Sang Panglima
Armada Kapal
Terbesar Dunia
Pada abad XV
Menembus
gemuruh ombak samudra
Merapati
beberapa pantai di Nusantara
Meninggalkan
kisah herois
Dan aroma manis
Hubungan yang
mulai terintis
Dalam degup
derai gulungan alun nan romantis
Hubungan Indonesia—China
tak pernah kan terkikis
Terlalu banyak
untuk disebutkan
Kemiripan dalam
diri kedua bangsa
Ada begitu
banyak alasan untuk mengatakan
KITA PASTILAH
BERSAUDARA
Kisah terus
terajut
Cerita terus
bergayut
Ada pasang ada
surut
Indonesia dan
China
Tetap menggores
sejarah bersama
Dulu, kini, dan
nanti
Dulu
Kita bekerja
sama
Dalam sastra,
budaya, perniagaan, dan hubungan antarmanusia
Kini dan nanti,
sudah selayaknya
Kita hadapi
tantangan dunia bersama-sama
Pemanasan
global, perubahan iklim, dan kemerdekaan nyata
Dari segala
pengaruh asing yang hanya
Ingin mengambil
keuntungan belaka
Bersama Kita
Pasti Bisa
Bersama Kita
Pasti Jaya
Sesungguhnya sebagai bangsa
Sudah lama kita saling berkenalan
Sesungguhnya sebagai bangsa
Sudah lama kita jalin pertemanan
Sesungguhnya sebagai bangsa
Sudah lama kita ikat persahabatan
Sesungguhnya sebagai bangsa
Kita memang pasti bersaudara
(Bait ini dinyanyikan)
Sesungguhnya
sebagai bangsa-bangsa perkasa
Indonesia dan
China
China dan
Indonesia
Jika slalu
bergandeng tangan
Pasti kan
memainkan peran
Mencerahkan
kehidupan
Berbangsa di
masa depan
Dengan “Gotong
Royong”
Indonesia dan
China
China dan
Indonesia
Bersama-sama
Akan menentukan
masa depan dunia
Aamiin
Xiexie
Terima kasih
Guangzhou, 24
September 2010
SEKALI
LAGI INGIN KUPAJANG DI SINI
SEMUA
KISAH ADALAH LAGU
(…
dan semua kata bisa menjadi puisi)
STATUS DI FB TANGGAL 6 Desember 2012: Akhirnya ....
Semua kisah adlh lagu.
Merdu tidaknya tergantung pd cara menyanyikannya.
Semua momen adlh melodi.
Manis tidaknya tgt pd cara mengartikulasikannya.
Semua peristiwa adlh mozaik seni.
Artistik tidaknya tgt pd cara memadukannya.
Semua rasa adalah bumbu.
Menggigit tidaknya, maknyus tidaknya, tgt pd cara mengolah dan menyajikannya.
SEMUA
KATA BISA MENJADI PUISI.
PUITIS
TIDAKNYA TERGANTUNG PADA CARA KITA MENGELOLANYA.
Cara sangat menentukan hasil.
Semoga kita sll menggunakan cara yg baik & benar.
Aamiin.
(HM, Yk, 6 Des. 2012)
Halo teman-teman .... Bagaimana perasaan Anda? Cukup tertantang?
Masih merasa bahwa menulis PUISI itu sulit? Ayo segeralah mencoba karena, sekali
lagi, mencoba adalah ukuran keberanian seseorang. Jangan harap bisa melakukan
sesuatu, apa pun itu, jika Anda tidak pernah mencoba melakukannya. Menulis PUISI adalah aksi, bukan
aktivitas dalam hati. Salam tulis-menulis PUISI. (HM)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar