Minggu, 30 Oktober 2016

Salah satu bahan pengabdian di Purworejo 25 Oktober 2016

MARI BERLATIH MENULIS PUISI
bersama
Heru Marwata
Sastra Indonesia
FIB UGM YOGYAKARTA

bekerja sama dengan 
MGMP Bahasa Indonesia Purworejo

SMA N 10 Purworejo
Jawa Tengah

25 Oktober 2016



Mari Menggali Inspirasi dari dalam Diri
       Sebenarnya, kalau bisa dibangkitkan dan diolah, inspirasi itu menumpuk dalam diri kita. Berikut ini beberapa contoh sederhana ketika saya terinspirasi oleh sesuatu dan kemudian mencoba mengolah serta mengekspresikannya dalam tulisan yang juga sederhana.
Sebelum tersesat dan menyesatkan diri, harus saya sampaikan sejak awal bahwa saya buka penyair atau (apalagi) sastrawan. Saya hanya penggemar kata-kata. Pada kesempatan ini saya tidak ingin dan tidak akan “mengajari” peserta pengabdian untuk menulis puisi, tetapi sangat ingin mengajak peserta untuk bersama-sama belajar menulis puisi. Puisi (atau lebih tepatnya puisi-puisian) saya juga bukan contoh puisi yang baik, hanya salah satu rekaman yang saya buat ketika saya melihat atau mengamati sesuatu, ketika saya ingin menyampaikan sesuatu, ketika saya tertarik pada sesuatu, ketika saya menemukan suatu tantangan, ketika saya ingin menulis “sok” puitis (padahal tidak).
Catatan Awal
MENCIPTA DUNIA MULIA MELALUI DUNIA KATA
Kata merupakan unsur bahasa yang sangat penting. Kata merupakan sarana untuk menyatakan semua konsep, ide, dan atau gagasan. Dengan kata-kata kita berpikir, menyatakan perasaan, menyampaikan informasi, dan mengemukakan gagasan. Kata-kata dapat menjadi sarana menjalin persahabatan, mengadakan perjanjian, mencapai kerja sama, dan lain-lainnya, tetapi kata-kata juga dapat menjadi pemicu kerusuhan, peperangan, dan kejadian-kejadian buruk lainnya. Pernahkah Anda bayangkan betapa sulitnya orang berkomunikasi seandainya tidak ada kata-kata? Apa yang Anda lakukan untuk menyatakan isi hati Anda seandainya tidak ada kata CINTA, KASIH, atau SAYANG? Bisakah Anda hidup dalam dunia tanpa kata?
Kata dan kata-kata bisa dikatakan dengan kata-kata. Kata yang BENAR dapat menyebabkan KEBENARAN demikian BENAR dan BENAR-BENAR dapat DIBENARKAN menurut ukuran KEBENARAN yang mana pun. Namun, kata yang SALAH dapat menyebabkan KESALAHAN, perilaku SALAH, tindakan SALAH, dan bahkan silang sengketa berkepanjangan. Benar dan salah juga bisa dikata-katakan.
Kata begitu berguna. Kata begitu berjasa dalam kehidupan kita. Oleh karena itu, manfaatkan kata-kata secara maksimal sehingga Anda mendapatkan faedah darinya. Akan tetapi, berhati-hati pulalah mempergunakannya karena kata memiliki kekuatan yang kadang-kadang tidak kita duga atau kita bayangkan.
Seorang pemuda menabrak kereta api yang dikiranya tumpukan jerami hanya karena baru saja mendengarkan sebuah kata dari pujaan hatinya. Kata yang baru saja didengarnya adalah PUTUS. Seorang mahasiswa semester 5 tiba-tiba saja mengambil uang cukup banyak lewat ATM dan mentraktir teman sepondokannya hanya karena baru saja menerima SMS yang berisi satu kata saja. Kata itu berbunyi YA, sebagai jawaban atas pertanyaan ”Maukah kau jadian denganku?” yang diajukannya kepada teman seangkatannya. Itulah kata. Kadang-kadang penuh makna. Kadang-kadang penuh misteri. Kadang-kadang demikian gamblang, tetapi kadang-kadang demikian remang. Sungguh, dunia kata adalah dunia yang kadang-kadang penuh tanda tanya. Yang jelas, kata-kata kadangkala demikian dahsyat pengaruhnya.
Satu kata yang berbunyi SERANG, misalnya, dapat menyebabkan puluhan, ratusan, bahkan ribuan nyawa melayang. Satu kata yang berbunyi BAKAR, misalnya, bisa menyebabkan orang, rumah, pertokoan, bahkan kawasan yang cukup luas berkobar-kobar dan berubah menjadi bara dan abu. Siapa yang tidak takut dicap melakukan tindakan SUBVERSIF pada rentang waktu antara tahun 70-an hingga 90-an? Namun, konon, sebuah orde yang pernah berjaya di negeri ini juga tumbang hanya karena banyak orang  meneriakkan kata REFORMASI di jalan-jalan. Kata MONARKI pernah menjadi bahan diskusi hangat setelah diucapkan SBY (saat itu masih menjadi Presiden RI) dalam konteks Keraton Yogya dan menimbulkan masalah baru. Demikianlah, kata (kata-kata) begitu hebatnya.
            Banyak hal positif bisa dibangkitkan dengan kata-kata. Sebaliknya, banyak pula hal negatif bisa dimunculkan lewat kata-kata. Terlepas dari kemungkinan penggunaan yang salah, orang yang menguasai  kata akan mampu menyampaikan informasi secara lebih baik, mampu mengomunikasikan gagasan secara lebih tepat, dan mampu mengolah serta mendayagunakan kata-kata sedemikian rupa sehingga kata-kata itu seolah selalu "membantu" dan "berpihak" kepadanya. Kata adalah pencipta suasana. Kata (kata-kata) bisa menyebabkan orang menangis, marah, bahagia, bahkan bunuh diri. Mengapa tidak kita pakai kata untuk kebaikan?
            Jadi, mari kita mencoba  masuk ke  dunia kata, kita kenali wilayahnya, kita jelajahi arti dan maknanya, kita kuasai seluk beluknya, dan kemudian kita berdayakan segala potensi yang ada agar lebih bermanfaat dalam usaha mulia MENCIPTA DUNIA YANG LEBIH BERMARTABAT. Setuju?
Mari kita galang semangat untuk bersama-sama membaca mantra sakti agar kata-kata tidak pernah mati atau pergi meninggalkan kita. Khusus hari ini mari kita mencoba memanfaatkan kata-kata yang kita miliki untuk menulis puisi.

BEBERAPA CONTOH
SEMUA KISAH ADALAH LAGU

STATUS DI FB TANGGAL 6 Desember 2012: Akhirnya ....

Semua kisah adlh lagu.
Merdu tidaknya tergantung pd cara menyanyikannya.
Semua momen adlh melodi.
Manis tidaknya tgt pd cara mengartikulasikannya.
Semua peristiwa adlh mozaik seni.
Artistik tidaknya tgt pd cara memadukannya.
Semua rasa adalah bumbu.
Menggigit tidaknya, maknyus tidaknya, tgt pd cara mengolah dan menyajikannya.
Cara sangat menentukan hasil.
Semoga kita sll menggunakan cara yg baik & benar.
Aamiin.
(HM, Yk, 6 Des. 2012)


MENGHADIRKANMU DALAM MIMPIKU
      
“Adakah mimpi yang belum kau wujudkan?”
tanya malam suatu siang
Aku berhenti berpikir
karena pikir kadang jauh dari mimpi

“Kenapa kau diam?”
kembali malam bertanya
Saat itu sudah menjelang sore
Kembali pula aku behenti merenung
karena renung kadang jauh dari mimpi

“Apakah kau ingin mewujudkannya bersamaku?”
malam kembali bertanya
Kali ini nadanya demikian tegas
Saat itu memang tepat untuk menuju peraduan
Aku berhenti berharap
karena harap kadang juga jauh dari mimpi

“Baiklah, aku akan menemanimu malam ini”,
kata malam memecah keraguanku
Aku berhenti melangkah,
menengadah ke langit,
memanjat doa,
dan melanjutkan perjalanan

Entahlah
ke mana ruh membawa diri
Ketika pagi menjelang,
aku terbangun
dalam tiga usapan mata
Kudapati salah satu mimpiku
menjadi nyata
Apakah itu?
MENGHADIRKANMU DALAM MIMPIKU
(HM, Gz, 14/10/10)



AKU BERIKAN NAMA PADANYA
oleh Heru Marwata pada 24 Desember 2010 jam 10:52
AKU BERIKAN NAMA PADANYA
Aku berikan nama padanya: nafsu
Aku sertakan beberapa alat penciptaan
Juga sarana untuk melanjutkan kehidupan
Agar regenerasi berjalan utuh dan sempurna
Lalu aku tiupkan ruh untuk melengkapi jasadnya
Agar ia mampu mandiri memikul beban perburuan

Aku berikan nama padanya: hasrat
Aku sertakan juga rem dan lencana kaca
Agar ia bisa berhenti dan juga melihat dirinya
Barangkali itu akan menyelamatkan tempuhannya
Menembusi gemuruh ombak dari segenap samudera
Atau mengayuh nafsu dari tengah dalam ke arah tepian

Aku berikan nama padanya: keinginan
Aku sertakan beberapa nafsu dan juga hasrat
Untuk menemaninya melenggang di jalur perpacuan
Menemukan diri, teman, kekasih, dan gadis, atau perawan
Agar bisa selalu bercengkerama, bercumbu, dan bersanggama
Lalu bersama menukikkan sayap dengan ujung paruh yang terasah

Aku berikan nama padanya: cinta
Aku sertakan di mukanya berlembar pesona
Agar ia menemukan nafsu, hasrat, dan keinginan
Untuk memadukan sukma dan menciptakan dunia baru
Dalam lingkup peraduan, ranjang, serta hamparan pemujaan
Kemudian bersatu memanjatkan doa memohon tumbuh tunas hijau

Aku berikan nama padanya: kamu, ya kamu
Agar menemukan diriku sebagai pasangan: bagimu
Dengan nafsu kita berlomba mengekang hasrat, atau membiarkannya
Dengan hasrat kita berlomba mengekang keinginan, atau menggelorakannya
Dengan keinginan kita berlomba mengekang cinta, atau memanasbakarbarakannya
Dengan kamu selalu menjadi istimewa karena ada nafsu, hasrat, keinginan, dan cintamu
(Gz, 24/12/10)

Catatan: Sedang ingin berkata-kata tanpa makna untuk menyempurnakan PERBURUAN PAGI ini.
Aku sedang menyetubuhi pagi bersamamu,
menikmati erangan rona yang terpancar dari bibirmu,
mendengarkan jerit kerinduan yang paling rumit,
mengelopakkan asmara di dadamu,
mengembarakan layar imajinasi menjelajahi tubuhmu,
mereguk cinta panas surya yang kau tebar
lewat desah napas dan denyut pemijat surgamu,
menggeleparkan bara janji untuk saling mencumbu,
mengibarkan panji kutang kekasih,
memasuki alam bawah kawahnya,
merengkuh segala puja,
mencipta lenguh peradaban sempurna,
memacu ujung hasrat runcing menembus kulit dan daging,
mengisap semesta jagat raya yang kau sajikan
di antara kedua pualammu,
dan melesakkan semua lewat pandang mata
berkelanjutan ke sentuhan,
jamahan,
dan persanggamaan:
bersamamu memang tiada 2,
dan kita salah 1 atau satu-satunya.
Selalu begitu, kekasihku, bayang paling ranum di kebun buah khayalku. Teruskah? Aku mengharapnya, dan imaji kita akan selalu sama atau bertemu di setiap sudut keinginan yang kita bangun sepanjang perjalanan.
(Gz, 24/12/10)

AKU INGIN MENGEMBARA LAGI
Aku ingin mengembara lagi
Menyusuri gua-gua gelap dan rawa-rawa perawan
Melabuhkan setiap hasrat
Menderaikan rindu-rindu tak terlerai
Mengibarkan panji-panji cinta di antara pucuk-pucuk cemara
Menyematkan embun kasih di dahan-dahan melodi

Aku ingin mengembara lagi
Menjejaki alur-alir yang lama kutinggalkan
Menikmati sensasi penemuan dan pertemuan
Menghirup harap dalam kilau cahaya hati
Merapatkan diri dalam setiap dekapan alam
Menceburlabuhkan setiap luka dalam telaga warna senja

Aku ingin mengembara lagi
Merunuti terjalnya tebing kehidupan
Menangkap esensi pesan semesta
Menandai setiap keberadaan di bebatuan
Mengguratkan sisa-sisa kisah di dedaunan
Merayakan kecipak degup dada yang menggema
Saling melekatkan jiwa pada jagat raya
Bersama-sama memuja udara yang meniupkan kebebasan

Aku ingin mengembara lagi
Merantai ruh-ruh penjelmaan
Menadirkan pencarian semu
Melipatgandakan kerosak jalur nadi
Mengombakalunkan liuk-liuk aliran darah
Memanaskan titik-titik api di setiap sendi
Meneriakkan nama kesayangan di sudut-sudut perhentian
Menyibakkan perdu di deret jalur perburuan

Aku ingin mengembara lagi
Sebebas awan menebar angkasa
Sebebas burung memilih bunga, buah, dan pasangan

Aku ingin mengembara lagi
Aku ingin mengembara lagi
(HM—Heru Marwata, Yogyakarta, 20 Juli 2011)

JIKA MATA
Jika mata tak ingin melihat,
biarkan ia terpejam,
siapa tahu dalam pejamnya
justru ia mampu membaca lebih banyak daripada yang dilihatnya.
Jika hati tak ingin merasa,
biarkan ia berdiam diri,
siapa tahu dalam heningnya
justru dia menemuretaskan perasaan semesta.
Jika jiwa tak ingin mencerna,
istirahatkan dia,
siapa tahu justru dalam diamnya
ia menembus batas rentang & gelora masa yang tiada terhingga.
Apa pun pasti ada hikmahnya.
Jadi, nikmati & syukuri semua agar mata, hati, & jiwa kita menjadi tenteram.
(Gz, 13/10/10)

AKU BERTANYA

Aku bertanya
Mengapa cemara lebih puitis
Daripada pohon mahoni
Mengapa gubuk lebih romantis
Daripada rumah gedongan

Aku bertanya
Mengapa jendela lebih menyastra
Daripada lubang ventilasi
Mengapa tirai lebih bermakna
Daripada perabotan dapur

Aku bertanya
Mengapa gadis dan janda
Bersaing melankolis
Dengan perjaka dan duda
Atau dengan remaja dan dewasa

Aku bertanya
Mengapa pantai, laut, ombak, dan telaga
Atau air, sungai, teluk, dan samudera
Bisa sama manisnya
Di tangan sang pujangga

Aku bertanya
Mengapa hidung tak sering hadir
Seperti mata dan telinga
Mengapa perut dan tumit
Tak semesra jemari dan dada

Aku bertanya
Mengapa hati semerdu jiwa
Mengapa jantung senada raga
Mengapa bisu seirama kelu
Mengapa duka sesajak luka

Aku bertanya
Mengapa Bima tak seperkasa Arjuna
Di medan laga asmara
Mengapa Durna tidak dipuja
Di mata pejuang Kurusetra

Aku bertanya
Mengapa aku
Bukan dia
Atau mereka

Aku bertanya
Mengapa
Aku jawab sendiri
Karena

(Gz, 15/10/10)




PERSEMBAHAN (dalam skripsiku)

Kepada pohon bambu yang selalu beranak cucu
walaupun setiap kali harus ditebang. Pohon
kelapa yang mau ditebas tumbang untuk
membuat tangga, memanjat harap,
mencapai gelar sarjana. Kepada
sawah dan ladang yang
merelakan hasil
buminya
untuk 
mendukung
seorang anak
desa menggapai angan
ke perguruan tinggi terkemuka
di negeri ini. Kepada ayah dan bunda
yang entah sengaja atau tidak telah menjadi
perantara keberadaanku di muka bumi ini. Kepada
kakek dan nenek tercinta. Kepada paman, bibi,
kakak, adik dan saudara yg banyak
memberikan bantuan dan
menyemangati hidup
serta kehidupanku.
Kepada seseorang yg
kehadirannya didunia begitu
berarti dan mempunyai tempat
tersendiri dlm relung jiwa terdalam
dialah yg sulit aku kemukan maknakehadirannya
meskipun dgn sejuta kata. Dialah yg plg mudah aku
rasakan gejolaknya meskipun jauh ditempat yg tak terhingga.
dialah yg banyak memberikan rung bagi timbulnyaide dan inspirasi untk penyelesaian tugas ini. dialah yg plg banyak mempunyai
porsi dalam relung dan sela kata2 yg aku ucapkan kalimat
yg aku tuliskan, lagu yg aku nyanyikan, dan masa depan
gemilang yg begitu aku dambakan. dia memberi arti
pada setiap kata, memberi makna pada setiap
kalimat yg terucap, dan membuat semangat
bergelora dalam dada, berdebur dalam
sukma, terpatri dalam hati, dialah ....
(adakah yang kau rasakan?)





tiga dialog
oleh Heru Marwata (Catatan) pada 7 Desember 2010 pukul 2:17
TIGA DIALOG
1
Rainbow
adikku yang jelita
melintangkan warna
antara garis hujan
dan tikungan awan
memukau kakaknya
yang sedang kasmaran

Horison
adikku yang rupawan
membentangkan lengkung langit
antara lurus bumi
dan batas pandang mata
membuat terpana
kakaknya
yang sedang jatuh cinta

Pagi
adikku yang ceria
menghadirkan lembayung
antara embun kabut
dan pagutan malam
memaksaku bangkit
dari ranjang biru

Aku
diri sendiri
melukis pelangi
merekah cakrawala
menyipit mata
mendeburdebar jiwa
terpakupatri
bayangmu
sepi-semu
(Gz, 7/12/10)

2
Wanita bercadar ungu
Aku mengagumimu
Dari ujung
Rambut--kaki
Mengharapmu
Bak punguk
Dan mentari
Merindumu
Bak penyair
Dan puisi
Tenggelam
Di rindang cadarmu
Teduh ungumu
Bak celup canting
Dan larut malam
Aduhai

Wanita bercadar ungu
Aku menantimu
Di setiap ujung deret
Hingga perhentian terakhir
(Gz, 7/12/10)

3
Sesosok raga bertanya kepada seorang ruh
“Kenapa kau memilihku?”
“Karena kau menjagaku,” jawabnya
“Jika tidak?” tanyanya lagi
“Aku akan pergi,” jawab ruh sambil melayang
Aku mencubit lenganku
Sakit terasa
“Dia masih ada,” bisikku, pelan
(Gz, 7/12/10)
  • https://fbcdn-profile-a.akamaihd.net/hprofile-ak-ash4/s32x32/369308_1194660688_1125264151_q.jpg
Heru Marwata Penjempol:
Herlinatiens, Dian Ary, Adib S.: Terima kasih, ya.
  • https://fbcdn-profile-a.akamaihd.net/hprofile-ak-ash4/s32x32/186570_666996472_1239169113_q.jpg
Herlinatiens Full saya pengcomment juga, pak Heruuuuuuuuuuuuuuu
  • https://fbcdn-profile-a.akamaihd.net/hprofile-ak-ash4/s32x32/369308_1194660688_1125264151_q.jpg
Heru Marwata Helen: Ciut-ciut cit-cit cuit ...
Ya begitulah. Sayangnya kata tak selalu hadir dalam pikir. Kadang hilang bagai tersihir, dan penyair ... tak bisa menemukannya. Sayang memang, kata-kata itu kadang hanya ditemu oleh penggemar sepertiku, yang suka melap...
Lihat Selengkapnya
  • https://fbcdn-profile-a.akamaihd.net/hprofile-ak-ash4/s32x32/369308_1194660688_1125264151_q.jpg
Heru Marwata Dian: Biar "kata-kata"nya tidak stres ya? Kasihan kalau setiap hari mereka harus menyangga dunia ide yang kadang luar biasa beratnya.
  • https://fbcdn-profile-a.akamaihd.net/hprofile-ak-ash4/s32x32/369308_1194660688_1125264151_q.jpg
Heru Marwata Helen: Hahahaha, ya, sudah aku catat lho, penulis, pelontar, pengomen, peramu, perangkai, dan pe pe lainnya hehehe. Trims ya.
  • https://fbcdn-profile-a.akamaihd.net/hprofile-ak-ash4/s32x32/186570_666996472_1239169113_q.jpg
Herlinatiens Full ha ha ha....pengcomment saja, pak Heru...
saya yang berterimakasih banyak, diijinkan belajar di sini...
sudah pagi...tapi libur hari ini...mungkin enak kalau jalan ke pasar cari jenang sumsum kesukaan saya ini
  • https://fbcdn-profile-a.akamaihd.net/hprofile-ak-ash4/s32x32/369308_1194660688_1125264151_q.jpg
Heru Marwata Helen: Wah ... enak ya libur di situ, tak kenal libur di sini, kerja kerja kerja libur tetap kerja haahaa. Jenang sumsum, wauw, bikin badan yang keju kemeng pun kembali bugar sesegar petikan gitar bermawar. Sip. Salam untuk penjualnya ya, Mbak.
  • https://fbcdn-profile-a.akamaihd.net/hprofile-ak-ash4/s32x32/203136_774543248_1316160540_q.jpg
Ari Kinoysan Wulandari keren, pak. selamat bekerja d hr libur indonesia...
  • https://fbcdn-profile-a.akamaihd.net/hprofile-ak-ash4/s32x32/369933_100001160346709_983040711_q.jpg
Heart Pujiati ungu.. kek warna lutut saya, ditegur biar berlutut paling ya saya wkwkwkw
  • https://fbcdn-profile-a.akamaihd.net/hprofile-ak-ash4/s32x32/369308_1194660688_1125264151_q.jpg
Heru Marwata Kinoysan: Iya Nda, ini barusan pulang meng(h)ajar kelas pagi. Perlu tidur sebentar untuk menjemput kelas siang. Trims, Nda. Bagaimana meditasi mancingmu? Sudah banyak ide termakan umpan, Nda?
  • https://fbcdn-profile-a.akamaihd.net/hprofile-ak-ash4/s32x32/369308_1194660688_1125264151_q.jpg
Heru Marwata Mesra: Ya, berlututlah di depanku Mesra, dengan mesra, atau biarkan aku berlutut di depanmu, dengan kemesraan yang sama wkkkkkkkkk
  • https://fbcdn-profile-a.akamaihd.net/hprofile-ak-ash4/s32x32/369308_1194660688_1125264151_q.jpg
Heru Marwata DPD: Trims, telah mampir, Nda.

Yatik: Trims Mbak, berkenan bertandang.
  • https://fbcdn-profile-a.akamaihd.net/hprofile-ak-ash4/s32x32/369100_1737283515_1785655740_q.jpg
Annie Izzatulkaromah Sp hah hahhahhaaa smua lucuuuuuuu....ternyata coment terakhir mlh asyik,maaf mas heru sdg mumet listrik rusak"dibisiki -*
  • https://fbcdn-profile-a.akamaihd.net/hprofile-ak-prn1/s32x32/572498_100000211278844_1524197405_q.jpg
Adista Nur Primantari Aduhaii,,,,
saya juga jadi ikut terpesona, Pak,,
romantis banget, deh,,
^^
  • https://fbcdn-profile-a.akamaihd.net/hprofile-ak-ash4/s32x32/369100_1737283515_1785655740_q.jpg
Annie Izzatulkaromah Sp dibisiki tukang listrik mau diganti lcd yg 950(artinya nyuri daya saben hari) .malah bingung aku .pengen mau tp takut!"
  • https://fbcdn-profile-a.akamaihd.net/hprofile-ak-ash4/s32x32/369308_1194660688_1125264151_q.jpg
Heru Marwata Aniie: Hahaha, iya Mbak. Habis Mesra juga lucu sih.

Jangan terima bisikan itu Mbakyu, nggak halal, bikin nggak tenang menjalani hidup. Tenin wis.
  • https://fbcdn-profile-a.akamaihd.net/hprofile-ak-ash4/s32x32/369308_1194660688_1125264151_q.jpg
Heru Marwata Adist: Roman In-Garden kaleee Dis atau Roman Jakobson hehehe
  • https://fbcdn-profile-a.akamaihd.net/hprofile-ak-prn2/s32x32/275691_1132179813_119341458_q.jpg
tiga dialog..mengajakku menulis.entah apa yang penting nulis..yang penting dialog..

dan ia pelangi , disana diujung mata
..lengkung penuh warna..
diantara gumpal awan putih tak bertepi..
yang bagai busa buih luas bersih...
jauh relung tak berujung

dan ia pelangi anggun membelah cakrawala..
pasti bidadari bersayap sedang bercanda..
cerita tentang pangeran pencuri hati..
yang pernah mereka temui di bumi...
ah siapa gerangan ..pahlawan pujaan..
mengisi hati bidadari yang kasmaran...

dan derai denyar tawanya..cerah memerah langit
dan derai duka sedih rindunya rintik membasah bumi...
dan indah cerita cintanya lembut menina bobokkan gadis gadis kecil..
dan jelita cantik budinya melambungkan impian perjaka muda...

dan ia pelangi, di sana di ujung mata
menerbangkan hayalku , terbang diantara 7 warna..

( lebur ..bersama mereka haha )




SERIAL ES UTARA
es
utara
es utara
membakarku
es utara membakarku
bara api abadi di relung jiwa
tak mampu lagi membekukannya
berkaos-baju-jaket tebal masih terasa
panas kutub menusuk hingga ke belulang
menyisakan doa ngilu dan kabut hati nan lara
menjeritkan dosa tanpa tepian untuk bertaruh
mengernyitkan kalbu tanpa ujung bertumpu
basuh biru dalam pilu pualam nan dalam
mencekat rongga dan baris kata-kata
membakar dan terus membakar
dalam nyala dalam geletar
dalam kobar yang dalam
es utara membakarku
hingga ke inti linu
tanpa balas doa
tanpa sapa
membakar
bakar
saja
(Gz, 12-1=11)


KEMERDEKAAN ADALAH
Jika kemerdekaan adalah

Ketidakberdayaan hati pejabat
Penderitaan pasti akan mendera segenap hati jiwa dan raga  rakyat
Seantero persadaku

Jika kemerdekaan adalah

Kebanggaan atas pendapatan pejabat
Luka lara dan jerit siksa massa kan menghias lorong penglihatan
Sepanjang jalan negeriku

Jika kemerdekaan adalah

Kebanggaan karena mendapatkan sesuatu
Sebab akibat bukanlah janji yang tak tentu

Jika kemerdekaan adalah

Kebanggaan karena teman dan saudaranya mendapatkan sesuatu
Mungkin rantai jarak dan waktu akan bercumbu

Jika kemerdekaan adalah

Memudahkan hal-hal yang sulit
Mungkin rentet sukma kan saling berkait
Mungkin empati simpati kan saling bergamit
Mungkin ...
Mungkin juga tidak

Jika kemerdekaan adalah

Memuja diri dan institusi untuk menjunjung eksistensi
Dengan "tut wuri HANJEGALI" teman sendiri
Pasti itu
Kemerdekaan yang menjerumuskan

Jika kemerdekaan adalah

Menganggap diri
Sendiri
Atau bersama-sama
Telah bekerja karena membuat sahabatnya menderita
"Kemerdekaan macam apa lagi yang akan kau perjuangkan?"

Jika kemerdekaan adalah

Dada laut hati samudera pikir bening telaga
Jauh kan jadi dekat, dekat kan jadi lekat
Peradaban pasti terjaga
Suara sumbang akan sirna
Lagu fals akan hilang
"Inikah kemerdekaan itu?"

Jika kemerdekaan adalah

Mengikis syak wasangka
Menganulir praduga
Mengeliminasi ketakutan semu
Menyingkirkan iri dan kedengkian
Menggilas ragu dan kemasygulan
"Masih adakah yang perlu diperjuangkan?"

Jika kemerdekaan adalah

Kebebasan mengumbar fitnah
Keliaran merusak fitrah
Kebusukan menyebar latah
Keangkuhan menebar resah
"Terlalu banyak yang masih harus diperjuangkan!"

Jika kemerdekaan adalah

Sesuatu yang belum kurasakan
Bagaimana dengan kamu?
Kamu ...?
Kamu ...?
Dan kamu ...?

Jika kemerdekaan adalah

Sesuatu yang harus kita perjuangkan
Mari bergandeng tangan
Mengeratkan simpul siku dan bahu
Merapatkan harap dan rona cita
Menggerakgeliatkan rasa bersama
Dan kita raih: dalam kebersamaan

Jika kemerdekaan adalah

Kita penentunya

Catatan kecil He Lu (Heru Marwata) di Guangzhou, 19 Juli 2010



PERSABAHATAN HISTORIS INDONESIA—CHINA
Heru Marwata
Dosen Tamu dari Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia
untuk Guangdong University of Foreign Studies, Guangzhou, China
(Dibacakan pada “Malam Apresiasi Seni dan Budaya: Pesona Indonesia”
China Hotel, 26 September 2010)

I Tsing
Sang bhiksu Dinasti Tang
Pada abad VII
Mengunjungi Sri Wijaya di bumi Swarnadwipa
Sederet kisah pun ditulisnya
Indonesia dan Tiongkok mulai saling bicara
Di kancah pesahabatan dunia

Hui Ning
Sang peziarah daratan China
Pada masa yang hampir sama
Menerjemahkan kitab agama Buddha
Dengan bantuan pakar dari Jawadwipa
Sang legenda Jnanabhadra
Ahli Tiongkok dan pakar Indonesia
Mulai saling bekerja sama
Memajukan peradaban dunia

Cheng Ho
Sang Panglima
Armada Kapal Terbesar Dunia
Pada abad XV
Menembus gemuruh ombak samudra
Merapati beberapa pantai di Nusantara
Meninggalkan kisah herois
Dan aroma manis
Hubungan yang mulai terintis
Dalam degup derai gulungan alun nan romantis
Hubungan Indonesia—China tak pernah kan terkikis

Terlalu banyak untuk disebutkan
Kemiripan dalam diri kedua bangsa
Ada begitu banyak alasan untuk mengatakan
KITA PASTILAH BERSAUDARA

Kisah terus terajut
Cerita terus bergayut
Ada pasang ada surut
Indonesia dan China
Tetap menggores sejarah bersama
Dulu, kini, dan nanti

Dulu
Kita bekerja sama
Dalam sastra, budaya, perniagaan, dan hubungan antarmanusia
Kini dan nanti, sudah selayaknya
Kita hadapi tantangan dunia bersama-sama
Pemanasan global, perubahan iklim, dan kemerdekaan nyata
Dari segala pengaruh asing yang hanya
Ingin mengambil keuntungan belaka
Bersama Kita Pasti Bisa
Bersama Kita Pasti Jaya

Sesungguhnya sebagai bangsa
Sudah lama kita saling berkenalan
Sesungguhnya sebagai bangsa
Sudah lama kita jalin pertemanan
Sesungguhnya sebagai bangsa
Sudah lama kita ikat persahabatan
Sesungguhnya sebagai bangsa
Kita memang pasti bersaudara
(Bait ini dinyanyikan)

Sesungguhnya sebagai bangsa-bangsa perkasa
Indonesia dan China
China dan Indonesia
Jika slalu bergandeng tangan
Pasti kan memainkan peran
Mencerahkan kehidupan
Berbangsa di masa depan

Dengan “Gotong Royong”
Indonesia dan China
China dan Indonesia
Bersama-sama
Akan menentukan masa depan dunia

Aamiin
Xiexie
Terima kasih
Guangzhou, 24 September 2010







SEKALI LAGI INGIN KUPAJANG DI SINI

SEMUA KISAH ADALAH LAGU
(… dan semua kata bisa menjadi puisi)

STATUS DI FB TANGGAL 6 Desember 2012: Akhirnya ....

Semua kisah adlh lagu.
Merdu tidaknya tergantung pd cara menyanyikannya.
Semua momen adlh melodi.
Manis tidaknya tgt pd cara mengartikulasikannya.
Semua peristiwa adlh mozaik seni.
Artistik tidaknya tgt pd cara memadukannya.
Semua rasa adalah bumbu.
Menggigit tidaknya, maknyus tidaknya, tgt pd cara mengolah dan menyajikannya.
SEMUA KATA BISA MENJADI PUISI.
PUITIS TIDAKNYA TERGANTUNG PADA CARA KITA MENGELOLANYA.
Cara sangat menentukan hasil.
Semoga kita sll menggunakan cara yg baik & benar.
Aamiin.
(HM, Yk, 6 Des. 2012)

Halo teman-teman .... Bagaimana perasaan Anda? Cukup tertantang? Masih merasa bahwa menulis PUISI itu sulit? Ayo segeralah mencoba karena, sekali lagi, mencoba adalah ukuran keberanian seseorang. Jangan harap bisa melakukan sesuatu, apa pun itu, jika Anda tidak pernah mencoba melakukannya. Menulis PUISI adalah aksi, bukan aktivitas dalam hati. Salam tulis-menulis PUISI. (HM)





Tidak ada komentar:

Posting Komentar